Motor dan Mobil merupakan dua kendaraan favorit masyarakat Indonesia. Tanpa kehadiran mereka, rasanya hidup kurang lengkap, serta status “mapan” rasanya tidak akan pernah kita terima, jika belum memiliki salah satu atau kedua kendaraan tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa motor dan mobil ‘wajib’ dimiliki atau setidaknya “harus ada” ketika dibutuhkan?
Ini dikarenakan masyarakat kita sudah terbiasa dengan dua kendaraan tersebut.
Sayangnya, populasi kendaraan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, jumlahnya sudah terlalu banyak. Ditambah, pertumbuhan jalan yang tidak seimbang serta mudahnya sistem kredit, pada akhirnya orang-orang berbondong-bondong untuk sama-sama membeli kendaraan tersebut.
Efeknya? Macet dimana-mana dan waktu tidak produktif.
Parahnya lagi, jalan tol yang seharusnya bebas hambatan (karena berbayar), fakta dilapangan terkadang justru terbalik. Sudah bayar, kena macet pula. Apalagi, ditambah ada wacana ERP, alias jalan berbayar diruas-ruas jalan tertentu.
Ini semakin tidak masuk akal dan tanpa ada jaminan bebas macet.
Mengapa kebijakan ganjil-genap serta ERP, bukanlah solusi efektif untuk mengurai kemacetan?!
Sejauh pantauan yang saya buat. Kebijakan ganjil genap justru malah membuat orang-orang untuk menambah kendaraannya. Bukan justru mengurangi pemakaian kendaraannya.
Secara logika, hal ini tidak ada salahnya. Karena, seperti yang saya singgung diatas, sistem kredit yang dipermudah, dipermurah… justru akan semakin menarik simpati orang-orang, untuk membeli kendaraan (lagi).
Lalu apa bedanya dengan rental mobil? bukannya rental justru punya mobil yang banyak?
Disini letak perbedaannya.
Ketika Anda membeli mobil, sebenarnya… Anda sedang terjebak di sistem pascabayar. Jadi, mau dipakai atau tidak, kendaraannya, Anda wajib membayar angsuran mobil tersebut. Ditambah pajak. Ditambah biaya servis dll.
Lain halnya jika Anda sewa mobil. Ketika Anda sewa mobil, Anda berada di fase prabayar. Karena sebelum menggunakan mobil, Anda diwajibkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu dan tanpa sistem kontrak/tenor.
Jadi… pemakaian mobil, sesuai keperluan saja.
Kredit di permudah namun harga mobil di permahal
Ini yang perlu Anda tahu juga. Sebenarnya, kalau Anda membeli mobil dalam waktu dekat ini. Anda terbilang sudah telat. Harga mobil saat ini, meski jumlahnya banyak sekali… justru para leasing dan pabrikan mobil, menaikan harga yang semakin tidak terjangkau.
Ini, sebenarnya melawan teori supply demands juga. Kalau teori supply demands, yang seharusnya semakin langka barang, semakin mahal harganya.
Saat ini, meski penjual mobil (showroom/dealer) ada dimana-mana, justru malah kebalikannya. Barang banyak, tapi semakin mahal harganya.
Kita bukan bicara harga mobilnya (OTR), tapi bicara bunga dan dendanya (overprice)
Lantas, katakanlah Anda sudah mengangsur selama 1 tahun setengah, namun karena ada masalah ekonomi, akhirnya… Anda menyerah dan tidak sanggup lagi, membayar angsuran mobil tersebut. Mau tidak mau, mobil harus diserahkan ke leasing.
Jika sudah begini, lalu apa bedanya dengan sewa mobil? Jika Anda sewa mobil, justru hanya bayar sesuai yang Anda pakai saja, bukan?
Itulah fungsinya AVVA Rent Cars disini. Karena kami menawarkan sewa mobil lepas kunci, dengan sistem 24 jam. Bukan sistem harian.
Jika Anda sewa mobil ditempat lain, Anda akan dikenakan biaya sewa dihitung berdasarkan hari. Sebagai contoh. Anda sewa di hari senin, yang dikembalikan di hari selasa. Anda akan kena biaya sewa 2 hari.
Jika di AVVA rent cars, Anda hanya dikenakan biaya sewa selama 1 hari saja. Karena perhitungan kami, 1×24 jam sejak serah terima mobil.
Jadi, lebih tertarik mana? beli mobil atau sewa mobil?
*Sebagai catatan, ini merupakan opini pribadi dan tanpa mencampuri urusan manajamen keuangan Anda.